Sebagaimana komputer, ternyata kita punya lho tempat-tempat penyimpanan memori di
tubuh kita. Yang pertama tentu saja otak ya, khususnya otak kiri bagian bawah
sebagai pusat memori. Nah, selain otak, ternyata manusia juga bisa menyimpan
memorinya di otot, di setiap sel yang kita miliki.
Itulah salah satunya, mengapa
para penuntut ilmu zaman dahulu itu selalu membudayakan aktivitas mencatat.
Kata Imam Syafi’I, karena mencatat itu bisa mengikat ilmu. Jadi bukan hanya
mendengarkan dari guru atau membaca dari buku atau kitab, selain itu juga agar
aktivitas mata yang melihat dan tangan yang menulis bisa menguatkan ingatan. Bisa jadi karena
ilmu itu terekam juga di memori otot. Selain itu, fyi, sekarang juga sedang booming
kembali Psychodrama, yaitu sebuah terapi psikologis yang menggunakan memori
yang tersimpan di sel-sel tubuh, yang sering kali tidak disadari oleh alam
sadar kita. Dengan kata lain, dipendam secara sadar dan sengaja atau tidak ke
alam bawah sadar kita.
Pertama
kali mengetahui tentang muscle memory atau memori otot ini sih dari bukunya
Prof. Rhenald Kasali yang berjudul Myelin, Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan. Reviewnya sudah saya posting di sini ya, klik aja. Selain itu,
saya pernah mendapat sharing juga dari seorang HR Expert waktu training dari
kantor yang lama tentang hal sejenis. Katanya, beliau saat itu sedang belajar
menyimpan memori di tangan. Ia mendasarkan teorinya itu dari Al-Quran
Surah Yaasiin ayat 65,
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Maka
dari situ, ia menyimpulkan bahwa tangan bisa menyimpan ingatan. Secara teknis
saya gak paham sih maksudnya seperti apa, hehehe…
Selain
brain dan muscle memory, masih ada satu lagi nih tempat menyimpan memori di tubuh
kita. Ada yang bisa tebak? Tebak aja, soalnya ini juga sumbernya dari celetukan
salah seorang peserta training wkwkwkwk… Tempatnya di hati. Kalau yang ini
sumber ilmiahnya sih belum saya temukan, hanya common sense saja. Eh ternyata
dulu saya pernah nulis juga tentang ruang-ruang hati, tempat menyimpan kenangan
dengan orang-orang berbeda.
Baca
Juga: Ruang-ruang Hati
Yah intinya
sih, yang terakhir ini jangan terlalu ditanggapi serius apalagi di analisis
segala hehehe…
Kesimpulannya,
dari ketiga sumber daya storage yang kita punya ini, kita bisa memilah mau
menyimpan memori apa di storage yang mana. Ada hal-hal yang sudah cukup hanya
dengan disimpan di otot, tidak usah sampai ke hati. Misalnya kalau kita belajar
naik sepeda, kita tidak perlu memaknai setiap kayuhan kanan, kiri, naik, dan
turunnya kaki kita. Lakukan saja, ga usah banyak mikir. Nanti in sya Allah
bisa.
Katanya sih, hidup yang sudah ribet ini jangan dibikin tambah ribet, iya gak? ;)
No comments:
Post a Comment