(ilustrasi, pribadi) |
Hhmmhh. Di sini, saya sungguh menyayangkan ada banyak
orang yang punya cukup informasi, cukup level pendidikan, bahkan juga punya
akses ke berbagai lembaga terkait, yang menghujat dengan keras
orang-orang yang tidak setuju dengan lockdown, atau pemerintah daerah yang
tidak ikut menutup tempat-tempat umum di wilayahnya. Sungguh disayangkan.
Saya memang bukan pakar kesehatan apalagi ekonomi,
namun saya bisa memahami kenapa ada orang atau pejabat yang menolak
sistem lockdown diberlakukan.
Fyi, rumah saya ini dekat dengan SD Negeri. Setiap pagi,
jalanan depan rumah ramai oleh lalu-lalang orang tua yang mengantar anaknya,
anak-anak yang berangkat sekolah bersama-sama atau sendirian, tukang ojek, dan
juga para pedagang makanan, minuman, dan mainan yang mangkal di SD itu. Tadi pagi,
16 Maret 2020, jalanan depan rumah sepi karena seluruh tingkat sekolah
diliburkan (belajar di rumah).
Gaes, ada banyak sekali orang-orang yang penghasilannya
didapat harian. Jika mereka berdagang hari itu mereka dapat uang
untuk beli makan, kalau tidak ya tidak ada uang. Di China, pemerintahnya menanggung semua kebutuhan warga Wuhan ketika diberlakukan lockdown, warga dilarang keluar rumah dan dijaga oleh aparat (sumber). Bagaimana dengan di sini? Golongan masyarakat menengah ke bawah ini banyak jumlahnya di negeri kita. Kalau mereka tidak jualan selama 14
hari, apa ada yang menanggung kebutuhan makan mereka? Apakah orang-orang yang
menghujat dengan keras dan menuduh orang egois karena tidak bisa diam di rumah
itu mau memberikan makan keluarga mereka selama 14 hari itu?
Lalu siapa yang egois kalau begitu? Bisa-bisa ada banyak
orang yang mati bukan karena corona, tapi karena gak makan. Gimana coba? Kalau
dibilang itu takdir, kalau begitu jangan salahkan juga orang yang tetap keluar
rumah karena berprinsip mati itu takdir juga.
Saya bukannya sedang mendukung atau mengkritisi pemerintah
terkait ini. Saya berusaha memahami kedua belah pihak yang punya pendapat
berbeda ini. Percayalah, orang selalu punya alasan untuk memilih a atau b,
untuk diam di rumah agar wabah virus ini cepat selesai atau tetap keluar rumah
menjemput rezeki untuk keluarganya.
Maka, gak usah menuduh orang lain egois. Lihat dari
kacamata orang lain juga. Tidak setuju boleh, tapi mbok ya biasa aja, jangan berpikir
pemikiran kita ini paling benar. Gitu ya, plis.
Baca Juga: Happiness Blogger
Baca Juga: Happiness Blogger
No comments:
Post a Comment