H+1 banjir, alhamdulillah saya mendapat kiriman makanan yang enak banget, berasa mevvah dan di saat yang paling membahagiakan: sore, sedang dingin setelah 𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘢𝘪𝘳 berjam-jam, dan lelah setelah seharian beberes rumah dan perabot bekas banjir. Martabak telur. Panas. Enak. Banyak. Enak (lagi) banget. Maa sya Allaah. ⠀
⠀ |
Ketika digigit, campuran telur, bumbu, daun bawang yang tidak berlebihan, terasa sangat enak. Ditambah dengan potongan daging sapi yang juga gak kebanyakan, berasa tapi. Enak lah pokoknya. Saya yang lagi diet langsung lupa seketika. Eh, baru inget, emang udah gak diet ding 🙊 ya maap namanya juga lupa.
⠀
Setelah habis 3 potong yang cukup besar dan merasa kenyang, saya baru teringat belum bikin tulisan untuk kemarin dan hari ini. Oh ya, foto martabak ini bagus kayaknya. Sekalian review. Hihi... ⠀
⠀
Saya jadi teringat ceramah seorang ustadz, bahwa pahala, atau nilai sebuah ibadah itu tergantung seberapa keras usaha/kadar lelah seorang hamba untuk melakukannya. ⠀
“Pahalanya tergantung pada usaha yang dikorbankan,” (HR. Muslim). ⠀
Semakin susah, semakin besar usaha yang dikeluarkan untuk melakukannya, semakin besar pula pahala yang akan didapatkan. Maka, tentu saja sedekah yang terbaik, besar nilainya, tentu beda dengan sedekah yang sekadarnya.⠀
⠀
Jazakumullah khayran katsir, dear Tetangga Baik Hati 😊⠀
Baca Juga: Hak Guna Pakai Rezeki
#30dwc #30dwcjilid22 #day11
No comments:
Post a Comment