Anis-Sandi Wedding, 12 Agustus 2018 @Kobexindo Tower |
Hari ini keponakan saya (dari sepupu) menikah. Di saat om dan tante-nya juga masih muda-muda
dan banyak yang belum menikah. Tapi memangnya kenapa?
Bukan satu dua juga orang yang dilangkahi, didahului menikah oleh adik-adiknya. Terus kenapa? Ya kalau
dipikir aja sih ga kenapa-kenapa... Tapi kalau pakai rasa, lazimnya ada berat
hati (bisa sedikit atau banyak) dari para kakak atau om-tante yang dilangkahi. Sama
lah ya kayak melihat teman-teman seangkatan sudah pada berkeluarga, bahkan ada
yang anaknya sudah masuk SD, di saat dirinya belum menikah.
Jodoh itu sama kayak maut Gaes, nomor cabut, bukan nomor
urut. Siapa saja yang Allah kehendaki untuk menikah saat itu, dia pasti menikah;
meskipun katakanlah, belum gilirannya
kalau dari urut-urutan kacamata manusia. Bisa jadi, dari 5 bersaudara si bungsu
menikah lebih dulu daripada keempat
kakaknya. Atau keponakan menikah lebih dulu daripada om dan tantenya.
Sama kan kayak maut? Qadarullah, adik ipar saya (Allahu
yarham) meninggal lebih dulu daripada kami kakaknya dan orang tuanya yang jauh
lebih tua usianya dari dia. Selang 1 minggu dari wisudanya, belum sampai
sebulan dapat pekerjaan baru dan tempat kos baru. Atau saudara dan teman kita
yang lain, yang telah mendahului bukan hanya kita, tapi juga orang tua bahkan
kakek-neneknya. Siapa saja yang Allah tentukan ajalnya sampai saat itu, tak
peduli berapa umurnya, masih ada orang tua atau kakak-kakaknya atau tidak,
malaikat maut akan datang kepadanya. Innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun. Sesungguhnya
segala sesuatu itu milik Allah, dan akan kembali kepada-Nya.
Yang perlu dilakukan adalah menerima dan ikhlas akan
ketentuan Allah. Lebih baik sibuk dengan persiapan-persiapan ilmu daripada
galau menanti kapan datangnya maut jodoh. Fyi aja ya, banyak banget lho tema
dan judul buku yang perlu dibaca sebelum menikah. Sebut saja tentang fiqh (ini
aja udah banyak banget), psikologi laki-laki dan perempuan, hubungan di antara
suami dan istri, orang tua dan anak, membangun rumah tangga yang sesuai dengan
cita-cita dunia akhirat, ilmu kesehatan, keuangan, parenting, ilmu bertetangga,
daaaaaann seterusnya. Hehe.. Semangat ya!
Satu hal lagi yang penting, buat yang sudah menikah, tahan
mulut jangan suka usil nanyain orang, kapan
nikah? Si A aja udah. Lebih baik doakan saja. Jangan sampai orang yang
ditanya demikian merasa sedih atau kesal lalu balik bertanya, kapan mati? Karenaaaaaa mati itu jauh
lebih pastiiiii Saudaraaaaaaaaaaa!
Ya Allah, ngomong begini udah kayak siap bekal aja untuk
mati T_T
Kita saling mengingatkan dan mendoakan ya. Mudah-mudahan
kita diberikan akhir kehidupan yang baik (husnul khatimah), diwafatkan dalam
keadaan sebaik-baik iman, sesiap-siap bekal. Aamiinn ya Allah yaa Rabbal ‘aalamiin.
Baca Juga: Sunnah Sedirham Surga (Book Review)
No comments:
Post a Comment