Bismillah. Saya terdorong untuk menulis ini karena mengalami
banyak kebingungan di masa-masa pemulihan ini. Sebenarnya dari dulu sih. Hidup
dengan sebongkah daging asing di
dalam tubuh yang membawa beragam dampak, sungguh tidak mudah. Di situ saya
merasa sedih, eh sori, merasa sangat terbantu dengan tulisan orang-orang yang pernah
mengalami hal yang kurang lebih sama, yang menuliskannya di dalam blog mereka,
alih-alih hanya komentar di forum yang susaaaaah banget nyari keywordnya.
Mudah-mudahan tulisan-tulisan ini juga bisa membantu banyak orang ya. Aamiin..
Jadi guys, setelah gue menjalani Laparoskopi itu, gue jagoan
bangaatt. Setelah mengigil berjam-jam pasca sadar dari bius total di ruang
observasi, gue didorong keluar oleh suster sudah dengan muka biasa dan bisa
tersenyum lebar menemui semua keluarga yang khawatir menunggu sejak pagi.
Terutama suami yang benar-benar stand by nungguin dari pagi. Orang-orang di ruang
tunggu sudah berganti-ganti, dia doang yang ga dipanggil-panggil. Tabah banget
kamu, sayang. Trus muka kedua dan yang nampak paling mewek adalah si mamah,
emak gue yang cantik dan solihah. Kayaknya agak jegleg gitu dia dengan
kekhawatirannya yang memuncak dari siang, trus pas keluar anaknya cengengesan.
Trus bibi gue, yang segera menyimpulkan, “Tapi seger tuh mukanya”, sangat
membantu buat menenangkan semua orang bahwa I’m okay anyway. Alhamdulillah.
Kemudian uwak paling senior meskipun sudah tua dan di kursi roda, dan
sodara-sodara yang juga sudah menunggu lama dalam doa... terima kasih banyak...
Suster bilang, “Ibu kayaknya baru boleh minum 2 hari lagi
nih bu, soalnya operasinya lama banget. Nanti kalo kering banget bla bla bla
bla...”. Iya, okay, kan ada infus. Gue ikhlas. Fyi, standarnya orang abis
operasi paling 12-24 jam kemudian baru boleh minum. Sampai ruang perawatan,
sebelum pergi suster nyuruh gue untuk latihan banyak gerak biar cepat pulih.
Siap. Kemudian gue shalat isya seadanya, dengan badan berasa remuk karena ga
bergerak lebih dari 8 jam rasanya. Selama tidur malam itu, gue bolak-balik
hadap kanan, telentang, hadap kiri, telentang lagi.
Jam 4 pagi, ada dokter dan suster datang, mau sinc apa sink
atau apa gitu, mau dengerin usus gue. Entahlah, mungkin merdu. Haha.. dokter
bilang, boleh minum (what?!), setengah jam lagi lapor suster, mual apa engga.
Kalau engga udah boleh makan makanan halus. Maa sya Allaah.... bahagia banget
dengernya... udah boleh minum ga sampe nunggu berjam-jam. Trus, gue mulai
duduk. Jam 6 pagi, kateter dilepas, dan gue disuruh mandi sendiri. Owkayh.
Alhamdulillah bok... bisa! Fyi, itu adalah mandi paling surga seumur-umur idup
gue..rasanya kayak dibasuh air kehidupan dari khayangan, seggeeeeeerrrr banget!
Kayak kembali hidup lagi gue.. Alhamdulillah ya Allaah...
Habis itu makan bubur, terus nonton kartun sambil
balas-balasin whatsapp. Terus ternyata di infusan tangan kiri ada darah beku
(dimana itu adalah tojosan kedua di tangan kiri karena nadi gue kecil banget,
jadi yang pertama gagal). Ditojos lah juga tangan kanan gue, pake infusan buat
bayi katanya yang kecil banget :D Praktis gue ga bisa maen handphone lagi T___T
Ya udah konsentrasi nonton kartun aja.
Selama di RS hari Jumat itu, gue nyicil qadha shalat zuhur,
ashar, dan maghrib yang kemarin gue tinggalkan karena dibius total. Sebelum ini
gue sudah sangat sering meng-qadha shalat karena memiliki miom berarti
cenderung mengalami banyak kebingungan tentang keluarnya darah. Sering mengira sudah haid sepanjang hari, eh ternyata
istihadhah. Jadi meng-qadha shalat yang ditinggalkan. Yang semacam itu lah
contohnya. Gue pun sudah lama menemukan hadits tentang qadha shalat ini, bahwa
ia adalah boleh dan pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Haditsnya shahih
riwayat Bukhari. Nanti kalau sempat in sya Allah postingan ini diedit ya saya
tambahin haditsnya. Bukunya ada di rak buku di ruang tamu di bawah.
Hehe...punten.
Hhhhmmmm
selama masih di RS itu, gue disuntik beberapa obat. Setelah divonis boleh
pulang sama dokter sore harinya, udah ga sabar mau lepas infus! Dikasihlah gue
obat-obat minum beragam macamnya. Sebagai berikut:
- - Ostelox; sebagai pereda nyeri. Gua segar bugar
sampai obat ini habis, abis itu ngedrop. Baru kerasa sakitnya. Hihihi..
- - Kalnex; untuk pembekuan darah, menghentikan
pendarahan
- - Cravit; antibiotik
- - Flagyl Forte; antibiotik, terutama untuk
keputihan yang pasti terjadi setelah tindakan
- - Cyclo-proginova; obat hormon, untuk menormalkan
kembali hormon-hormon yang merangsang pembentukan dinding rahim setelah dikerok ama ibu dokter kesayangan.
Yang paling unik dan harus mendapatkan perhatian penuh adalah
obat terakhir, tapi kita lanjut di part 2 yaaah.. di sini udah kepanjangan.
Hehe... Terima kasih sudah membaca pendahuluan yang panjang ini... :D
#My Thought
No comments:
Post a Comment