Ada seorang dekat, dia bercerita. Bahwa setelah mendengar
seminar dari seorang psikolog, ia jadi menyadari mengapa dirinya seperti saat
ini; tidak sabaran dan mudah marah. Bahwa semua kejadian masa kecilnya
mendukungnya untuk merasa tertekan dan selalu menjadi korban. Hal ini sebagaimana seorang
paedofil juga kebanyakan adalah orang yang menjadi korban kekerasan seksual di
masa lalunya. Ini bisa jadi benar, bisa jadi juga tidak benar. Yang menganggapnya
benar, mungkin menganut sebuah aliran dalam psikologi yang disebut psikoanalisis.
Saya dalam hal ini menganut aliran lain bernama humanistik. Di
mana manusia sebenarnya punya kendali untuk memutuskan akan melakukan apa, dan
akan menjadikan dirinya seperti apa. Dalam kasus di atas, sangat mungkin dia
mengalami hal penuh intimidasi seperti demikian, namun orang bisa memilih;
apakah dia akan membiarkan dirinya terbentuk begitu atau memilih sifat lain
yang lebih proper. Benar dia memiliki kecenderungan / bakat untuk menjadi orang
yang kasar, tapi kalau dia melatih mengendalikan dirinya, dia bisa menjadi
lebih sabar dan lemah lembut. Tidak mudah memang, karena yang mudah ya
mengikuti saja bagaimana ia terbentuk dari pengalaman masa lalunya. Bukan malah
mengendalikan diri agar bisa berperilaku lebih baik dan mendapat ketenangan dan
kebahagiaan hidup meskipun masa lalunya pahit.
Ya benar, bahwa para pelaku kejahatan seksual kebanyakan merupakan
korban kejahatan serupa ketika mereka masih kecil. Tapi tidak bisa dikatakan
bahwa semua orang yang mengalami kejahatan seksual di masa kecil akan menjadi
paedofil ketika ia dewasa kan? Saya mengenal orang-orang yang menjadi korban
ketika kecil, dan sekarang tetap menjadi orang baik –meskipun beberapa tidak ingin
menikah karena trauma itu belum hilang. Tapi mereka memilih jadi orang baik. Mereka
mengatasi rasa sakit, kecewa, marah, dan malu dengan semakin mendekatkan diri
mereka dengan Tuhan dan agama. Dia tau Nabi perilakunya seperti apa, lalu
berusaha mengikutinya. Dia berdoa agar diberikan kelembutan hati dan
keikhlasan, dan sebagainya.
Demikian juga dengan sifat ga sabaran dan mudah marah. Mau terima
jadi korban dengan membiarkan seperti itu, atau menolak jadi korban dan
memutuskan memulai hidup baru dengan sifat baru dan kebahagiaan yang baru. Iya,
saya tau itu susah, tapi yakinlah Allah ga pernah tidur. Dia mencatat semua
usahamu. Kelak Dia akan membalasnya dengan kebaikan yang banyak. In sya Allah.
Baca Juga: Tenang Itu Nikmaaaattt (Belajar Tenang)
Baca Juga: Tenang Itu Nikmaaaattt (Belajar Tenang)
No comments:
Post a Comment