"11 Januari bertemu
menjalani kisah cinta ini
Naluri berkata,
engkaulah hidupku" (Gigi, 11 Januari)
Alhamdulillah. Ahad lalu, 11 Januari 2015, sahabat saya
melangsungkan pernikahan di Makassar. Sahabat saya ini, Masya Allah, keren deh
pokoknya. Baik banget. Selalu mendahulukan orang lain.
Saya ingat, saya pertama kali bertemu dengannya bulan Desember
2013 di kantor, di ruangan waktu bos saya sedang menginterviewnya. Saat itu
sore hari, hampir jam pulang kantor. Dia sudah keluar dari ruangan akan pulang.
Saat saya melewati meja bos saya hendak pulang, ada visit card yang tertinggal.
Saya bawa dan ‘kejar’ dia sampai ke lobby, dan ternyata dia juga sedang
menunggu lift untuk naik kembali mengambil kartu itu. Basa-basi sebentar, lalu
saya diantar pulang karena ia dijemput oleh adiknya. Hehehe pertemuan pertama
yang membawa rezeki. Bahkan di kemudian hari, adiknya ini lah yang membantu
saya dan suami menjual motor waktu mau pindah ke Jakarta. Orang ini memang
berkah. Aamiinn!
Pertemuan kedua di kantor juga, saat dia menunggu untuk
diinterview seorang direktur yang akan jadi atasannya. Saya duduk menemaninya
dan tanpa diduga, langsung keluar curhatan kegalauan. Hihihihi…
Tak seberapa lama, dia bergabung di perusahaan kami, dan
kami menjadi sejoli yang sangat akrab. Satu ruangan, dan, seumuran. Dia juga
sempat bekerja di Jakarta, jadi cukup bisa nyambung dengan saya, dari logat
maupun pemahaman budaya. Belakangan diketahui, ternyata teman-temannya di
Jakarta banyak juga yang merupakan teman saya di kampus! Hahaha makin klop deh.
Saya merasa lebih muda dan ceria aja gitu sejak ada dia di
kantor. Pulang kantor kita suka ngebecak ke MaRI (Mal Ratu Indah), jalan-jalan,
terus makan pecel ayam di belakang mal, trus jalan kaki sambil curhat. Dia juga
yang mengenalkan saya pada Pasar Butung, semacam Tanah Abang di Makassar.
Bahkan siang-siang pas Ramadhan yang panas, dia rela nemenin saya belanja ngelilingin
Pasar Butung. Ah, you’re so kind beb.
Dia yang mencoba memakai cincin kawin saya di jarinya, beberapa hari sebelum saya resign. Saya pikir untuk model/mencocokkan saja untuk cincin kawinnya dia. Ternyata eh ternyata, dia lagi ngukur cincin saya sebagai mata-mata anak MT yang akan ngasih saya kenang-kenangan cincin emas. so sweet :) I love u
Dalam perjalanan waktu yang sangat singkat, dia bertemu
kembali dan dekat dengan kakak kelasnya di kampus, yang dulu katanya cuma ada di
friend zone. Hahah. Kakak kelasnya
dia itu baik banget. Setelah ada beliau, hampir tiap hari kami diantar sampai
rumah dari kantor. Kalau saya ada perlu dulu dan minta ditinggal aja, dia
nungguin dan ga mau ninggalin. Sekedar untuk beli testpack di apotek maupun
ngambil barang dagangan saya di kanwil BSM, bahkan, sampai keluar masuk toko kado
waktu lagi nyari kado buat keponakan maupun kenang-kenangan buat bos saya. Hahaha..
Nah, selama perjalanan mengantar pulang ini lah, saya akrab
dengan si kakak kelasnya yang ternyata sama-sama usil dan tega ngeledekin si
sahabat saya ini. Dan anehnya, saya menangkap kebahagiaan sahabat saya waktu itu, padahal dia kena telak dikerjain atau di cengin. Hihihihi lucu banget sih kalian.
Anyway, saya adalah orang yang sangat berbahagia dengan
pernikahan mereka. Dua orang yang penuh dengan ketulusan.
Baarakallaahu lakuma, wa Baraka ‘alaikuma, wa jama’a bainakumaa fii khaiir.
Selamat berbahagia, Sahabat Kami,
Yunita Eka Sari Bahrun dan (kak) Indra Ispujianto
:)
walahhhh, baru bisa nemu blognya kk farah. waduhhh jadi kangennn....
ReplyDeleteTenriiii! Gmn kabarnya?? Kangeenn ih sama kehebohan kaliaann :D
ReplyDelete