Jujur saja, saya ini masih sering seperti anak kecil. Masih hobi ngambek. Hehehe… Apalagi kalau udah janjian sama suami terus tiba-tiba batal gara-gara dia ada agenda mendadak dan mendesak. Biasanya bikin janji makan siang bareng atau pulang bareng, terus ga jadi tiba-tiba. Ugh.
Walaupun via telfon,
kerasa kan yah kalau orang yang sedang bicara di seberang sana sedang tidak
enak hati. Apalagi kalau sampai bibirnya manyun, hihihi, pasti kerasa dan
sangat dapat diprediksi. Maka itu, selalu sebelum telepon pemberi kabar batal ditutup,
suami saya selalu minta, “Senyum dulu dong…”. Karena dia tau saya pasti lagi
manyun. Meski seringkali harus dirayu beberapa kali dulu, entah bagaimana akhirnya
saya selalu mulai mesem lalu tersenyum. Tinggal bilang, “Udah”, sambil
malu-malu imut lalu selanjutnya..sensor. haha, telfon doang inih… Pun
obrolan-obrolan kami via chatting, berlaku hal yang sama. Padahal hanya melalui
tulisan, bukan objek yang terlihat atau terdengar. Tapi terasa.
Kami baik-baik kembali
dan alhamdulillah hati lebih lapang. Suami juga lega karena istrinya sudah
nyaman dan ga manyun lagi, jadi yakin kalau langkahnya telah disertai oleh doa
istri. Hhhmmmm hhhmmmmm… saya jadi pengen nyengir :D
Melihat senyum dapat
melegakan hati yang sempit dan pikiran yang mumet. Namun ketika tak terlihat,
senyum pun dapat terdengar. Untuk selanjutnya dapat terasa =)
No comments:
Post a Comment