Suatu siang di jam istirahat kantor, saya dan suami pulang ke rumah untuk tidur siang sebentar (di Jakarta mana bisaa..hehehe). Fyi, kantor kami ada di jalan yang sama. Lalu ketika di jalan hendak ke kantor kembali, ada iring-iringan panjang di ruas jalan sebelah. Ternyata mereka membawa sebuah piala besar. Adipura.
Kota Makassar mendapat anugerah Piala Adipura.
Boleh percaya boleh tidak. Masyarakat sini saja menyangsikan kok. Pasalnya menurut saya dan orang-orang juga, kota ini tidak cukup bersih dan rapi untuk mendapat penghargaan itu. Ada yang bilang masalah pengelolaan sampah. O,ow, sungguh, tidak juga.
Saya jadi ingat waktu beberapa tahun lalu Bekasi dinobatkan sebagai kota terkotor bersama 2 kota lainnya di Indonesia (sekarang juga sih, tapi masih lebih bersih kok). Tidak lama, tahun berikutnya Bekasi langsung mendapatkan Adipura.
Ini bisa saja dikarenakan pemkot menghimbau seluruh warga untuk bersih-bersih dan lebih memperhatikan kebersihan dan kerapihan. Memang sih ada beberapa tempat yang sepengamatan saya lebih baik dibanding sebelumnya. Tapi ada juga desas-desus bahwa hal ini tidak murni. alias nyogok. heehee bahasanya...
Begitu juga dengan Makassar. Desas-desus serupa tentu saja semakin kuat dikarenakan ada bukti nyata; yang ditangkap oleh mata masyarakat sendiri. Serius. Dateng aja sini kalo ga percaya *loh kok jadi nantang*. Atau desas-desus lain juga mengenai pencitraan berhubung ini adalah tahun terakhir walikota sekarang menjabat.
Ah ndak tau deh. Saya pribadi sih juga ga percaya. Saya lebih percaya ini Piala Adipurapura :D
Wednesday, June 19, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment