*note: ini bukan tentang kantor ya..
Kemarin, ada yang cukup membuat lututku lemas hingga malam. Menyaksikan sendiri, betapa dunia telah mampu memperdayakan manusia-manusia yang lalai dari iman.
Berteriak, mengamuk, mengancam. Dalam raungnya aku dengar dia berkata,
‘saya sengsara, uang saya di sini, coba bayangin kalau kamu jadi saya! ‘
Entah ya, mendengar itu saya langsung menjawab dalam hati (karena orang itu tidak bicara pada saya),
‘kalau saya jadi kamu mah ga gitu-gitu amat kali ‘,
karena alhamdulillaah, uang bukan tuhan saya.
Pembicaraan dengan senior juga akhirnya menyimpulkan, begitu tuh, orang yang ‘cinta dunia banget’. Seakan-akan uang dan dunia itu segalanya, sampai ingin bunuh diri, padahal na’udzubillah, sudah menuhankan dunia, mati bunuh diri pula... sekali lagi, na’udzubillaahi min dzalik..
Allah berfirman,
“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, ....” (QS: 28: 77)
Nah, yang seharusnya dikejar itu akhirat, dunia cuma sekedar ‘jangan lupa’. Jangan terbalik. Na’udzubillaah..
“Rasulullah SAW melewati pasar sementara orang-orang ada di sekitar beliau. Beliau melintasi bangkai seekor anak kambing yang kecil terputus telinganya (cacat).
Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata: “Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?”
Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?”
Rasulullah SAW kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian (gratis)?”
“Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat. Apalagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka.
Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim)”
Beliau memegang telinga bangkai tersebut seraya berkata: “Siapa di antara kalian yang suka memiliki anak kambing ini dengan membayar seharga satu dirham?”
Mereka menjawab, “Kami tidak ingin memilikinya dengan harga semurah apapun. Apa yang dapat kami perbuat dengan bangkai ini?”
Rasulullah SAW kemudian berkata, “Apakah kalian suka bangkai anak kambing ini menjadi milik kalian (gratis)?”
“Demi Allah, seandainya pun anak kambing ini masih hidup, tetaplah ada cacat. Apalagi ia telah menjadi seonggok bangkai,” jawab mereka.
Beliau pun bersabda setelahnya, “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih rendah dan hina bagi Allah daripada hinanya bangkai ini bagi kalian.” (HR. Muslim)”
Sumber hadits dari sini
Jadi inget lagu rock dulu..
ReplyDeleteJudulnya 'Uang' :))
knp itu awal'a pke tnd bintang (*) dulu ka? ;)
ReplyDelete#eh prtnyaan g penting.. XD
Hmmm... Kynya ayat di atas memerintahkan kejar dunia tapi jangan lupakan akhirat. Bukannya ini harus seimbang. Bukan masalah mana yang diprioritaskan tapi bagaimana dunia dan akhirat harus berjalan seiring tanpa ada pertentangan. Hakekatnya adalah mengejar dunia untuk menuju akhirat.
ReplyDelete@ega: :D
ReplyDelete@lulus: gapapaaa... hehe
@ka adil: awalnya yang kupahami tentang dunia dan akhirat juga begitu kak.. tapi kalau diperhatikan, ayat ini ya demikian. bukan kejar dunia, bukan seimbangkan juga, melainkan yang harus dikejar adalah akhirat.. dunia cuman jangan dilupain aja.. wallaahu a'lam :)
ReplyDeleteKlo sy gak salah ayat itu cerita soal Qorun yang terlena dengan dunia. Makanya diberi peringatan sebenarnya bukan kebahagiaan dunia yang hakiki tapi ada kebahagiaan akhirat. (hmmm....)
ReplyDelete"Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka"" (Al Baqarah: 201)
ReplyDeleteka iman: aamiinn
ReplyDelete