Seorang guru ngaji, perempuan, masih muda, masih kuliah. Sabar sekali menuruti keinginan kami yang suka gonti-ganti jadwal ngaji. Sabar pula dengan nyengir khasnya kalau kami terlalu banyak bercanda saat belajar. Kadang bahkan ikut menimpali.
Dalam sebuah pertemuan, ia menyampaikan maksudnya untuk memundurkan jadwal mengaji kami pekan berikutnya karena ia sedang menghadapi UTS. Tidak ada masalah.
Pekan depannya, aku baru memberi kabar kalau tampaknya jadwal kami (di tengah minggu) tidak bisa dimundurkan, karena pada hari yang beliau minta, ada rencana kami akan pergi beramai-ramai untuk menjenguk teman yang sakit.
Tak berapa lama, ia mengabarkan, “oke gapapa, aku berangkat sekarang ya, kata ummi (ibunya) ujian besok gampang, insya Allah ada berkahnya dari mengajarkan Al-Quran”...
*subhanallaah...
Insya Allaah ya kaaak...
"Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS: 9: 41)
sabar banget yah....
ReplyDeleteT.T
*terharu....
keren :D
ReplyDeletemari belajar untuk beramal baik dalam luang atau pun sempit...
ReplyDeletemantap
ReplyDeletekisah akhirnya gmn kak...????
ReplyDeleteiyaaa ga kayak kita yang sering males.. *kita?? saya, maksudnya
ReplyDeletemariii... insya Allaah...
ReplyDelete*haduuuh, tuh jempol,, blm nanya ira nih
akhirnya... ternyata teman kami yang sakit itu sudah akan masuk.. jadi ga jadi jenguk. hehe... dan jadwal ngajinya tetap diundur, jadi gurunya tetep bisa belajar buat UTSnya...
ReplyDelete*takdir ^_^
ayoo ngajiii ^^
ReplyDeleteayoooo ;)
ReplyDelete