Ada seorang akhwat. Dari Bogor. Ketika berbincang, dia mengaku kamarnya cukup rapi. Tapi saya menemukan sebuah keanehan: dia juga tidak suka beres-beres. Tapi dia tidak suka berantakan. Kontradiksi yang unik, menurut saya.
Umumnya, orang yang rapi adalah orang yang suka menjadikan miliknya tidak berantakan, biasa identik dengan suka beres-beres. Nah, akhwat ini tidak. Dia tidak suka beres-beres, maka ia mengatur sedemikian rupa hingga kamarnya tidak berantakan. Habis mengambil sesuatu, langsung tempatkan di tempat asalnya. Jadi semua tetap rapi, dan ia tidak perlu sering beres-beres.
Menurut saya, dia cerdik. Akhwat ini paham kekurangannya. Mungkin ada hal-hal tertentu yang membuat dia tidak bisa menghilangkan kekurangan itu, hal yang saya tidak tau. Tapi dia mencari kompensasi lain untuk menutupinya. Hasilnya, sama toh? ^^
Aaaah kawaaannn betapa indah memahami tentang diri itu. Begitu hebat bila kita mampu mengatasi semua kekurangan kita. Tapi begitu cerdik bila kita mampu membuat kompensasi atas kekurangan kita, kala mengatasinya adalah berat.
Yang penting, tetap optimal dan berhasil dengan baik. Insya Allah.
Bagus sekali.. menguatkan jati diri kemanusiaan kita. Terima kasih.
ReplyDeletesama-sama pak... mudah-mudahan bermanfaat :)
ReplyDeleteSaya biasa meletakkan barang kembali pada tempatnya tapi tetap berantakan. (masalahnya hampir semua barang diletakkan di tempat yang sama :D)
ReplyDeleteMenurut saya, berantakan tuh bukan suatu kekurangan..
ReplyDelete*defensif*
:)
ahahahahahaaa... *lucu beneraaannn... :D :D :D
ReplyDeletehihi... yang saya maksud kekurangan itu bukan berantakannya kak, tapi malas beres-beres-nya.. ^_^
ReplyDelete