Kalau ada yang mengumpamakan hidup itu ibarat sekolah, mungkin ada benarnya. Di sekolah ada guru, buku, teman-teman, belajar, ujian, nilai, dan sebagainya. Begitupun dengan hidup. Ada tuntunannya, ada ‘guru’nya, orang-orang di sekeliling, ada belajarnya, ada pula ujian dan hasilnya. Maka katakan, sekolah mana yang lebih lama waktu ujiannya dibanding waktu belajarnya?
Hitam putih jalan hidup, pahit getir warna dunia,
tangis tawa rasa hati terluka atau bahagia
Bersabarlah sementara, setiap duka tak abadi
Semua wajah kan diuji, pada Allah kita kan kembali
(Opick, Di Bawah Langit-Mu)
Jadi, kalau di antara kita pernah mengalami ujian yang sangat berat, yang membuat kita (hampir) putus asa, bahkan mungkin ada yang sampai terlintas untuk menyudahi hidup, kini sadarilah, bahwa ujian berat itu tanda Allah sayang pada-Mu. Layaknya Ayyub as yang ditimpa penyakit bertahun-tahun, lalu ia berdoa pada Rabbnya,
“dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS: 21: 83)
Ujian itu tanda Allah sayang padamu…
Tapi kalau setelah kita merenung dan mengingat-ingat, ternyata yang kita hadapi dalam hidup sampai saat ini tampak senang-senang saja, lapang-lapang saja, selalu mampu mengatasi masalah, tenang, itu bukan tanda Allah tidak sayang padamu, dengan membiarkan hidupmu lapang tanpa ‘ujian’. Justru, itulah cara Allah menyayangimu, kawan. Justru itulah ujiannya. Sebagaimana jalan Sulaiman as yang dengan segala kenikmatan hidupnya, berdoa pada Tuhannya,
…“Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS: 27: 19)
Nah. Ujian jenis ini bahkan lebih banyak membuat orang lalai, lupa bersyukur, lalu sombong, kufur. Na’udzubillaah..
Ujian kesulitan seringkali mendekatkan kita pada Allah, mengembalikan kita pada fitrah. Untuk ‘shalih’ kembali. Karena kita butuh lebih kuat dalam menghadapinya, maka memintalah kita pada Sang Maha Kuat. Namun ujian kelapangan, atas mudahnya hidup, seringkali menggelincirkan kita dari fitrah, merasa tidak sulit, merasa tidak butuh tambahan kekuatan, maka tidak meminta, kemudian menjauh.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw menyebutkan bahwa sungguh indah urusan umat Islam. Apabila ia ditimpa kesulitan ia bersabar, dan apabila ia mendapat nikmat, ia bersyukur. Ujian pertama mengajari kita untuk bersabar, ujian kedua mengajari kita bersyukur. Tidak ada alasan untuk berkeluh kesah \(^_^)/
Bekasi Express, Nov 29 2010
(parafrase materi training ^_^)
betul betul betul
ReplyDeleteaku mendapat banyak pelajaran di semester ini far. Berkaca dari kesalahan semester lalu.
alhamdulillaah.. "sukses" ya aaayy.. terutama di 'semester' ini ;)
ReplyDeletesemangat!!
jazakillah khairan yaa farahkuw.. Atas taburan semangat hingga semester ini..
ReplyDeletedan kalo lulus ujian, berarti naik derajat taqwa yah
ReplyDeleteiyaa.. kalo lulus, biasanya bisa minta hadiah juga ^_^
ReplyDeletemaaf ga bisa bantu apa2 ya ay... semangat! pasti bisa!!
ReplyDeletehehehe
ReplyDeletejfs
ReplyDeleteafwan, semoga bermanfaat :)
ReplyDeleteAlhmdulillah,aku udh lama ga baca tulisan kakak.makasih ya..tertohok nih.
ReplyDeleteKangen pingin ngobrol sm kak farah :-)
hihi... sejak dulu aku emang ngangenin ya fariz? :D
ReplyDeletesemoga bermanfaat..
Uhmm...mulai deh, iaya aja lah,hihihi
ReplyDeletemohon ijin simpan artikel ini di note saya...makasih
ReplyDeleteboleh.. semoga bermanfaat yaa
ReplyDelete