HOMO HOMINI LUPUS
Ini bukan puisi,
Ini tentang Jakarta yang semakin mengancam penduduknya.
Tentang kemacetan yang membuat pengguna jalan menyerah pasrah ditawannya, ikhlas mengidap berbagai psikopatologis potensial.
Tentang anehnya segelintir orang, yang mengeluh karena macet dan terlambat masuk kantor, padahal ia, seorang diri saja, mengendarai sebuah mobil
Ini juga tentang jalanan yang amblas dan permukaan tanah yang terus turun
Karena air tanah dipaksa naik tanpa ada batasan
Boros sekali kita mandi dan minum, ya?
Ini tentang polusi yang kian menyumbang jumlah penderita autisma karena timbal yang dihirup ibu-ibu hamil
Yang mengurangi kapasitas paru-paru manusia modern karena mulai terbiasa dengan masker
Tentang bencana yang kian populis, semakin kerap melanda negeri
Tentang Wasior yg kehilangan ratusan penduduknya dalam banjir bandang karena sisa hutan tak sanggup lagi melindungi
Tentang Morowali yang menangis karena longsor dahsyat mengantar maut banyak warganya
Tentang lumpur, kabut asap, banjir yang meluas, sampai sabotase terbakarnya kereta dan chauvinisme berujung perang.
Belum lagi masalah social dan politik yang, errrrr...
Homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi sesamanya.
Lupus
Saling terkam dalam nafsu dan kesenangan pribadi
Bukan hanya berujung pertengkaran, tapi juga yang konon disebut 'bencana alam'
Homo homini lupus
Telahkah manusia sadar, betapa mudahnya merenggut nyawa ratusan orang hanya dengan menebangi hutan seenak hati?
Homo homini lupus
Telahkah manusia sadar, penderitaan penyandang autisma dan gangguan pernapasan yang makin marak kini, bahkan cuaca ekstrim menimbul horor, adalah karena ulahnya?
Mengemudi kendaraan bermotor pribadi ke mana-mana, meskipun hanya seorang diri, atas nama kenyamanan?
Efek rumah kaca, homo homini lupus.
Atau bermandi kemewahan dengan air dan listrik berlebih atas nama modernitas dan
gaya hidup
Karbon dioksida, metana, cloro fluoro carbon, memerangkap panas bintang
Global warming, perubahan iklim, homo homini lupus
save our earth
ah, tulisan yang aneh...
ReplyDelete*kesulitan membuat kalimat penutup =,="
hmmm...pernah liat di BBC knowledge, katanya sapi mengeluarkan gas metana dan menimbulkan pemanasan global yang lebih parah dari mobil...
ReplyDeletewow.. alangkah baiknya kalau gas buangan ternak itu dijadikan biogas untuk keperluan manusia...
ReplyDeletemakasih infonya kelik.. :)
ReplyDeleterenungan hari ini.. tfs, farah..
ReplyDeleteTentang jalanan amblas,tidak sepenuhnya karena air tanah yang menipis,itu lbh karena konstruksinya (tampaknya gak perlu dijelaskan detail lah ya,haha..)
ReplyDeletemba kiki... dedenya Una laki-laki/perempuan? ^_^
ReplyDeleteoh.. ya.. tolong dijelaskan dong, pak (calon) Sarjana Teknik Sipil ;)
ReplyDeleteselain jalanan amblas, maksudku juga ttg penurunan tinggi daratan yang mencapai 4 cm setiap tahunnya
Penurunan (settlement) juga itu hal yang diperkirakan,jadi ada konsolidasi jangka panjang,tapi emg harusnya mungkin gak sedalam itu turunnya,he..
ReplyDeleteHomo homini lupus, sebuah propaganda dan apologi yang kerap digunakan para penjahat peradaban. Tak sepatutnya kita turut menyebarkan propaganda ini.
ReplyDeleteSetuju sama kakak yang "(ga selesai-selesai) menjelajahi semesta"
ReplyDeleteItu propaganda lama,hampir sama seperti masa kanibal: Bellum ==> Omnium contra Omnes
@ka iman: yap.betul. Maaf sy tdk turut mempropaganda (na'udzubillaah), hanya miris melihat kenyataan, dan berharap ada yg tersadarkan lalu mengubah gaya hidup yg salah..
ReplyDelete@rifda: tapi beliau sdh selesai 'menjelajah' dan menemukan 'tempat kembali' yg nyaman lho: keluarga.hohoo..ciiee,ka imaann.. ^^v
Justru penjelajahan akan semakin seru dengan hadirnya teman baru... :)
ReplyDeletelike this!
ReplyDelete*ah ka iman mah.. promosi muluuuu >_<"