Saya pernah menuliskan cerita ini setahun yang lalu, tapi di buku Rekam Jejak Harian BPH BEM UI. Terpicu oleh kejadian di kampus tadi, jadi saya tulis ulang deh.
Alkisah, di Pusgiwa (pusat kegiatan mahasiswa) UI, tempat lembaga-lembaga mahasiswa tingkat UI bermarkas, ada sebuah warung (sangat) kecil milik seorang perempuan renta yang akrab kami sapa Emak.
*Tadi saya ke pusgiwa menghadiri undangan Alumni BEM UI Gathering, dan mendapat kabar bahwa emak sakit. Jatuh di tangga, tulang punggungnya bergeser. Beliau ditidurkan di ruang DPM. Hari sebelumnya emak dibawa ke rumah sakit oleh anak BEM, dan biayanya, subhanallah, ditanggung oleh alumni BEM UI juga (entah angkatan berapa) yang istrinya sedang dirawat di rumah sakit yang sama =)
Nah. Maaf kalau intro-nya kepanjangan. Cerita baru akan dimulai di sini. Suatu siang di tahun 2009, seperti biasa saya datang ke pusgiwa dan mampir ke emak sebelum masuk ruang BEM. Sepi. Ketika melihatku mendekat, emak memanggil dengan semangat, “Eneeeeeeenggg…” *bukan nama saya yang sebenarnya, hehe.
“Neng, Eneng mah punya hape yak?” Punya (lah), lalu kutanya ada apa. Tak perlu digali, emak langsung lancar bercerita tentang kulkasnya yang rusak *kulkas untuk jualan. Sudah diservis pekan lalu dengan cukup menguras uang emak, tapi rusak lagi 2 hari kemudian. Ia meminta tolong padaku untuk menelepon seseorang. Sebelumnya, ia juga minta tolong dicarikan nomor orang bernama Ai di buku teleponnya karena matanya sulit melihat jelas. Ai, Ai, Ai, mungkin itu “partner” jualannya emak, atau teman emak yang suka membantu membetulkan ini-itu. Yang jelas, kupikir Ai itu adalah significant other bagi emak, karena merupakan orang pertama yang ingin emak hubungi ketika ada masalah.
Ketemu. Kumasukkan satu-persatu angka itu ke handphone-ku. Eh, eh. Kok, sudah tersimpan ya? Namanya “Bang Ai”. Eh? Singkat cerita, bang Ai bilang baru bisa datang hari Sabtu karena hari itu beliau kerja.
Habis itu pikiranku langsung penuh. Bang Ai, adalah mantan mahasiswa UI, Ketua Umum BEM UI periode 2006-2007. Orang terdepan dalam gerakan mahasiswa pada masanya. Sekaligus orang pertama yang dikontak emak untuk membantunya menghadapi masalah ‘kulkas’. Orang cerdas, orator hebat, tokoh mahasiswa, dan, sahabat orang kecil seperti emak. Bahkan bertahun-tahun setelah ia lengser dari pusgiwa. Tak tergantikan di hati emak. Subhanallah, subhanallah…
Meskipun sepertinya kau pun tak mengenalku Bang, aku ingin bilang terima kasih. Perjumpaan dengan emak siang itu memberiku contoh konkret untuk tawazun; menyadarkan kembali bahwa sejatinya pergerakan mahasiswa itu untuk orang-orang seperti emak juga. Kau hebat. d(^.^)b
keren yah orang kek gitu...
ReplyDelete@_@
hu um.. makanya kutulis lagi.. =,=
ReplyDeletenoh anak FIB juga tuh mbak, Sejarah 2002, Ketua Umum Formasi FIB 2004-2005, Ketua Umum Senat Mahasiswa FIB periode 2005-2006, kalo dulu kami punya Soe Hok Gie maka sekarang kami punya Ahmad Fathul Bahri adalah kebanggan kami, huehuehue...
ReplyDeletesalam buat bang Ai -nya..semoga hidupnya selalu manfaat ^^
ReplyDeletehahaha....iya deeehhh,,,anak FIB... :D semoga johan pun tak kalah hebat :)
ReplyDeleteaaamiinn...
ReplyDeletetapi maaf... kayaknya salamnya ga bisa saya sampein deh..ga pernah kontak apalagi ketemu :)
Bang Ai, sosok yg membuatku sedikit kecipratan terkenal meski tetap kalah pamor darinya..
ReplyDeletedia abangku, bang Ai :p
Bang Ai, sosok yg membuatku sedikit kecipratan terkenal meski tetap kalah pamor darinya..
ReplyDeletedia abangku, bang Ai :p
.............................................................................
ReplyDeletehaghaghaghaghaghaghaghaghag....
bolehlah boleee... :D
waaahhhh hebaaatttt...., so sweet ceritanya, two thumbs up
ReplyDeleted^_^b
:) empat sama saya...
ReplyDeletewah, kalo tau punya banyak fans, si ai pasti seneng niy..
ReplyDeleteada yang mau nitip salam?
Haha..
=) tuh uda ada yg mw nitip salam di atas kak. Saya jg,nitip bilang makasih..
ReplyDeleteiya. TOP emg BANG AI. klo MBAK AI (yg d dpm) biasa aja :p
ReplyDeleteFIB.. hemm~
ReplyDeletehehehe... sama. bang rangga (yg di dpm) juga :D
ReplyDelete*takut ambigu: sama aja, biasa aja. hoho..piss rang!!